AI Sekarang di Mana-Mana, Tapi Kok Banyak yang Protes?
Kita udah masuk ke era di mana AI bukan cuma alat bantu, tapi mulai ngambil alih kerjaan manusia. Lo buka media sosial, ada ilustrasi AI.
Nonton TV, ada iklan pakai AI. Bahkan buku pelajaran aja ada yang pakai gambar AI.
Buat sebagian orang, ini keren banget. Teknologi makin maju, proses makin cepat, biaya lebih murah.
AI & Industri Kreatif: Bantuin atau Malah Ngerusak?
Tapi di sisi lain, banyak ilustrator, animator, dan pekerja kreatif yang mulai was-was. Mereka ngelihat AI bukan sekadar alat bantu, tapi ancaman yang bisa ngegeser profesi mereka.
Jadi, ini kemajuan atau bencana? Mari kita bahas.
Industri Kreatif Mulai Kegerus
Dulu, kalau lo butuh ilustrasi atau desain grafis, lo harus hire ilustrator profesional. Tapi sekarang? Lo bisa pakai AI dalam hitungan detik. Masukin prompt, hasilnya keluar. Murah, cepat, dan (kadang) estetik.
Buat perusahaan, ini solusi menarik. Biaya produksi turun, deadline lebih cepat kelar. Tapi buat ilustrator dan animator?
Ini mimpi buruk. Banyak yang kehilangan job, portofolio mereka dijiplak sama AI, dan lebih parahnya lagi, AI ini belajar dari karya mereka tanpa izin.
Kasusnya udah banyak. Dari poster jalanan yang pakai ilustrasi AI, sampai buku paket sekolah yang ilustrasinya ketahuan generated dari AI.
Ini bikin seniman tambah frustasi, karena mereka tahu kualitasnya beda, tapi klien lebih pilih yang murah.
Yang lebih ngeselin? Gambar AI kadang absurd. Tangan orang ada enam, proporsi aneh, ekspresi mati.
Kelihatan banget kalau gak ada "jiwa"-nya. Tapi tetap aja ada yang milih AI karena alasan praktis.
Kenapa AI Bikin Ilustrator Ngamuk? Bukan Cuma Soal Job, Tapi Hak Cipta
Banyak orang mikir, "Yaudah, AI kan cuma alat. Toh gak semua gambar AI bagus." Tapi masalahnya bukan di situ.
Yang bikin banyak ilustrator ngamuk adalah cara AI belajar. Gampangnya gini: AI gak tiba-tiba jago gambar. Mereka dilatih pakai miliaran gambar yang ada di internet.
Dan sayangnya, banyak dari gambar-gambar itu diambil tanpa izin.
Ibarat lo bikin karya susah payah, terus tiba-tiba ada mesin yang nyomot karya lo, diproses ulang, dan dijual lagi tanpa ngasih kredit ke lo. Sakit gak tuh?
Ini udah kejadian berkali-kali. Beberapa seniman bahkan nemuin gaya gambar mereka dipakai AI, tapi mereka gak dapet kompensasi sepeser pun.
Gak heran kalau ada gerakan #TolakGambarAI yang viral di media sosial.
Hukum Hak Cipta di Indonesia: AI Masih di Area Abu-Abu
Kalau ini kejadian di luar negeri, mungkin bakal langsung kena tuntutan hukum. Tapi di Indonesia? Regulasi soal AI dan hak cipta masih abu-abu.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 soal Hak Cipta sih emang melindungi karya seni. Tapi ya masalahnya, belum ada aturan jelas buat ngehadepin karya yang lahir dari AI.
Ini masuk kategori hak cipta siapa? Si pembuat prompt? AI-nya? Atau malah perusahaan yang bikin AI itu? Sampai sekarang, jawabannya masih abu-abu.
Karena regulasinya masih belum jelas, banyak ilustrator yang gak punya perlindungan kalau karya mereka dicomot buat bahan latihan AI.
Makanya, banyak yang minta supaya hukum hak cipta di-update biar seniman gak terus dirugikan.
AI Harusnya Bantu Manusia, Bukan Gantikan Mereka
AI diciptakan buat bantu manusia kerja lebih efisien, bukan buat ngambil alih kerjaan mereka sepenuhnya. Masalahnya, sekarang banyak perusahaan yang mulai lebih milih AI daripada tenaga manusia.
Yang bikin miris, sebenarnya Indonesia punya banyak banget talenta di bidang ilustrasi dan animasi.
Contohnya, animator lokal kita udah bisa bikin film kayak Jumbo, dan beberapa studio animasi Indonesia bahkan dipakai buat proyek luar negeri.
Tapi kalau industri lebih pilih AI karena murah, gimana talenta-talenta ini mau berkembang?
Solusinya? Regulasi yang lebih jelas. AI boleh dipakai, tapi harus ada batasannya. Hak cipta harus dihormati, dan pekerja kreatif harus tetap punya ruang buat berkarya tanpa takut tergusur teknologi.
Kesimpulan: AI Itu Canggih, Tapi Harus Ada Aturannya
Teknologi AI berkembang pesat, dan kita gak bisa stop itu. Tapi kalau dibiarkan tanpa aturan yang jelas, AI bisa jadi ancaman nyata buat pekerja kreatif.
Kalau lo seorang ilustrator, animator, atau kreator konten, ini saatnya buat lebih aware soal gimana AI bekerja dan gimana lo bisa melindungi karya lo.
Jangan sampai nanti, pas semuanya udah terlambat, lo baru sadar kalau profesi lo udah digantikan sama mesin.
Sekarang pertanyaannya: AI ini beneran inovasi atau justru bencana buat industri kreatif?
Posting Komentar