Lenovo ThinkStation P5: Workstation Rp150 Juta Worth It atau Overkill
Lo mungkin mikir, "Siapa sih yang rela keluar duit segede itu buat sebuah PC?" Tapi kalau lo seorang editor video kelas berat, arsitek yang doyan render 3D.
Atau data scientist yang sering mainan AI dan machine learning, Lenovo ThinkStation P5 bisa jadi jawaban buat kebutuhan kerja yang super demanding.
ThinkStation P5: PC Kelas Profesional Dengan Harga 150 Juta
Jadi, mari kita bahas: Apa aja yang bikin workstation ini spesial? Apakah benar-benar layak buat harganya, atau sebenarnya kita bisa rakit PC sendiri yang lebih murah dengan performa sebanding? Yuk, kita kupas tuntas!
Desain & Build Quality
Begitu lo liat ThinkStation P5, kesan pertama pasti "Ini PC atau lemari kecil?" Ukurannya gede, berat, dan solid banget. Lenovo emang gak main-main soal durability.
Desainnya dibuat simpel dan fungsional, dengan akses mudah buat bongkar-pasang komponen tanpa alat tambahan.
Di bagian depan, lo dapet 2 USB 3.2 Gen 2, 2 USB-C 3.2, headphone jack, reset button, dan layar LCD kecil buat info status sistem.
Di belakang, ada RJ45 Ethernet, 3 USB 3.2, 2 USB 2.0, satu USB-C lagi, serta berbagai port audio. Artinya, lo gak bakal kekurangan port buat colok segala macam perangkat kerja.
Tapi ada satu hal yang cukup mengejutkan: PC semahal ini gak ada Wi-Fi bawaan! Jadi kalau lo nggak pakai koneksi kabel, harus beli adapter Wi-Fi tambahan.
Di harga segini, ini agak bikin geleng-geleng kepala.
Spesifikasi: Monster Buat Segala Kebutuhan Berat
ThinkStation P5 ini bisa dikonfigurasi dalam berbagai spek, tapi unit yang kita bahas ini pakai Intel Xeon W7-2495X dengan 24 core, 48 thread, dan clock speed 2,5 GHz (base) yang bisa boost lebih tinggi.
Buat RAM, ada 32GB DDR5, tapi bisa di-upgrade sampai 512GB kalau lo butuh lebih. Penyimpanan bawaannya 512GB NVMe SSD, yang jujur aja, kayaknya bakal langsung kepenuhan kalau lo kerja dengan file besar.
Dari sisi grafis, ThinkStation P5 pakai RTX A4500 dengan VRAM 20GB. Ini bukan GPU buat gaming, tapi lebih ke workstation-grade buat keperluan 3D rendering, CAD, dan editing video resolusi tinggi.
Kalau lo mau konfigurasi lebih gila, Lenovo juga nyediain opsi RTX A6000 dengan 48GB VRAM, tapi siap-siap dompet jebol lebih dalam.
Performa: Secepat Apa PC Rp150 Juta?
PC ini diuji dengan PugetBench buat melihat performanya di aplikasi editing profesional seperti Adobe Premiere dan Photoshop.
Hasilnya? 6348 poin di Photoshop dan 10.194 di Premiere Pro. Itu angka yang luar biasa tinggi, artinya PC ini bisa menangani project video 4K atau bahkan 8K dengan lancar tanpa kendala.
Buat gaming? Jangan berharap lebih. Meskipun RTX A4500 punya 20GB VRAM, ini bukan GPU gaming, jadi kalau lo berharap main game di 240Hz 4K, mungkin bakal kecewa.
Tapi buat sekadar main Street Fighter dan Call of Duty, ThinkStation P5 masih bisa jalanin dengan lancar.
Harga: Beneran Worth It atau Mending Rakit PC Sendiri?
Harga ThinkStation P5 ini mulai dari Rp50 juta (konfigurasi terendah) sampai Rp150 juta lebih kalau lo ambil spesifikasi tertinggi. Jadi pertanyaannya, mending beli atau rakit sendiri?
Kalau lo seorang profesional yang butuh workstation stabil dengan support jangka panjang, ThinkStation P5 jelas jadi pilihan menarik.
Lenovo nawarin garansi dan dukungan teknis khusus, jadi kalau ada masalah, lo tinggal hubungi mereka dan nggak perlu ribet ngurus sendiri.
Tapi kalau lo suka oprek dan ngerti cara rakit PC sendiri, dengan Rp100 jutaan lo bisa bikin build yang lebih powerful.
Kesimpulan: Siapa yang Sebaiknya Beli ThinkStation P5?
ThinkStation P5 ini bukan buat semua orang. Kalau lo seorang konten kreator kelas berat, insinyur, atau profesional yang butuh performa tanpa kompromi, ini bisa jadi pilihan workstation yang solid.
Tapi kalau lo cuma butuh PC buat kerja standar atau bahkan gaming, mending rakit sendiri dan hemat puluhan juta.
Jadi, gimana menurut lo? PC segini harganya masuk akal atau overkill?
Posting Komentar