Mengapa SSD Lebih Cepat Rusak Daripada HDD? Berikut Penjelasannya

Table of Contents
Perangkat penyimpanan SSD

Dulu, SSD dibilang sebagai masa depan penyimpanan data—lebih cepat, lebih efisien, dan nggak ada komponen bergerak seperti HDD.

Tapi, kenapa makin ke sini justru SSD malah sering rusak lebih cepat dibanding HDD yang udah ada sejak zaman dinosaurus komputer?

Yuk, kita bahas kenapa ini bisa terjadi!

1. Sensitif Terhadap Gangguan Listrik

Salah satu musuh terbesar SSD adalah listrik yang nggak stabil. Kalau lo pakai power supply abal-abal atau listrik di rumah sering mati mendadak, SSD bisa gampang rusak.

Ini beda sama HDD yang masih bisa bertahan meskipun sering kena mati listrik.

Bentuk gangguan listrik yang sering bikin SSD tewas:

  • Listrik mati mendadak (mati lampu, colokan kecabut, PC mati tanpa shutdown).

  • Power supply jelek yang bikin tegangan naik turun.

  • Laptop langsung ditutup pas lagi kerja tanpa di-shutdown dulu.

Jadi, kalau mau SSD awet, pastikan pakai UPS atau stabilizer, jangan asal colok ke listrik yang nggak jelas.

2. Panas Berlebih = Umur SSD Makin Pendek

SSD, terutama yang NVMe Gen 4 atau Gen 5, itu punya kecepatan gila-gilaan, tapi konsekuensinya juga makin panas.

Kalau lo pakai SSD tanpa pendinginan yang cukup, efeknya bisa bikin SSD cepat throttling (melambat), bahkan rusak dalam jangka panjang.

Apa yang bisa dilakukan?

  • Gunakan heatsink khusus SSD. Jangan remehkan pendinginan!

  • Pastikan aliran udara casing PC atau laptop lo bagus.

3. Batasan Umur dari Pabrik (TBW - Terabytes Written)

Berbeda dari HDD yang bisa dipakai selama masih sehat, SSD punya batasan jumlah data yang bisa ditulis sebelum mulai melemah.

Ini disebut TBW (Terabytes Written), alias berapa banyak total data yang bisa masuk ke SSD sebelum dia mulai "capek".

Misalnya:

  • SSD dengan TBW 200TB berarti setelah nulis 200 terabyte data, performanya mulai turun, atau bahkan bisa mati total.

  • HDD? Selama nggak ada bad sector atau kerusakan fisik, bisa terus dipakai.

Jadi, kalau lo sering transfer file besar atau rendering video, gunakan SSD dengan TBW tinggi atau kombinasikan dengan HDD buat penyimpanan jangka panjang.

4. Kualitas SSD Sekarang vs. Dulu

Dulu, SSD itu barang mewah dan tahan lama karena pakai teknologi SLC (Single-Level Cell)—satu sel, satu bit data. Simpel dan kuat.

Tapi, karena makin banyak orang pengen SSD murah meriah, teknologi pun berubah. Sekarang, banyak SSD pakai QLC (Quad-Level Cell), yang dalam satu sel dijejelin 4 bit data sekaligus.

Hasilnya? Kapasitas makin gede, harga makin murah, tapi daya tahannya? Ya... makin tipis juga.

Makanya, harga SSD bisa beda jauh meskipun kapasitasnya sama. Yang murah biasanya pakai chip yang kualitasnya lebih rendah.

5. Lebih Susah Direcover Saat Rusak

Kalau HDD rusak, masih bisa dicoba diselamatkan pakai software recovery atau dibawa ke spesialis. Tapi kalau SSD mati? Data bisa langsung gone forever.

Kenapa?

  • SSD pakai chip memori yang kalau rusak, biasanya mati total.

  • File di SSD sering terkompresi, jadi lebih susah diambil dibanding HDD.

Solusinya? Rajin backup data penting, jangan cuma ngandelin satu SSD aja.

Jadi, Mending Pakai SSD atau HDD?

Kalau lo butuh kecepatan, SSD tetap pilihan terbaik. Tapi kalau mau data aman jangka panjang, HDD masih jadi pilihan yang lebih tahan banting.

Saran terbaik? Kombinasikan keduanya:

  • Gunakan SSD buat sistem operasi dan aplikasi yang butuh kecepatan tinggi.

  • Pakai HDD buat penyimpanan jangka panjang atau file besar yang jarang diakses.

Dengan cara ini, lo bisa dapet kecepatan SSD tanpa harus khawatir kehilangan data kalau tiba-tiba rusak.

Jadi, SSD lo masih sehat atau udah mulai rewel? 

Posting Komentar