Trumpcession: Ekonomi AS Terancam, Indonesia Kena Dampaknya?
Istilah Trumpcession lagi ramai dibahas di kalangan ekonom. Istilah ini gabungan dari Trump + Recession (Resesi), merujuk pada kemungkinan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang bakal terpuruk gara-gara kebijakan kontroversial Donald Trump—mulai dari pemotongan pajak, perang dagang, sampai deregulasi ekstrem.
Kalau AS beneran jatuh ke dalam resesi, efeknya bisa menyeret ekonomi global, termasuk Indonesia. Jadi, seberapa serius ancaman ini? Yuk, kita bedah!
Sinyal Resesi di Amerika: Data Mulai Ngasih Peringatan
Ekonomi AS mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan yang mengkhawatirkan. Beberapa indikator utama sudah merah:
1. Pertumbuhan Ekonomi Melambat Drastis
Menurut model GDP Now dari Atlanta Fed, pertumbuhan ekonomi AS di Kuartal 1 2025 anjlok ke 2,8%, turun dari prediksi sebelumnya di 2,3%.
Bahkan setelah revisi, angka ini makin buruk jadi kontraksi -2,4%.
Kenapa ini bahaya?
Resesi teknikal terjadi kalau ekonomi minus dua kuartal berturut-turut. Artinya, AS tinggal selangkah lagi menuju resesi penuh.
Data manufaktur dan perdagangan makin lemah, yang bikin pasar kehilangan kepercayaan.
2. Kepercayaan Konsumen Turun Tajam
Indeks kepercayaan konsumen The Conference Board turun 7 poin jadi 98,3 pada Februari 2025.
Angka ini makin buruk karena indeks ekspektasi ke depan jeblok ke 72,9, pertama kalinya turun di bawah 80 sejak Juni 2024.
Terjemahan bebasnya: Konsumen AS mulai nggak yakin sama masa depan ekonomi, yang bisa bikin mereka ngerem belanja, dan akhirnya memperlambat pertumbuhan ekonomi.
3. Lapangan Kerja Mulai Melemah
AS masih menambah 151.000 lapangan kerja di Februari 2025, tapi beberapa sektor mulai terkena dampak:
- Pekerjaan di sektor perdagangan dan retail mulai berkurang.
- PHK di Departemen Energi AS mulai terjadi akibat pemotongan anggaran.
- Sektor pemerintahan kehilangan 10.000 pekerja.
Kalau tren ini terus berlanjut, tingkat pengangguran AS bisa melonjak dan mempercepat resesi.
4. Inflasi Kembali Naik
Setelah sempat mereda, inflasi tahunan AS naik ke 3% di Januari 2025, lebih tinggi dari prediksi 2,9%.
Ini berarti usaha The Fed buat nurunin inflasi mulai mandek. Kalau inflasi naik, daya beli masyarakat turun, dan makin memperburuk kondisi ekonomi.
Dampak Trumpcession ke Indonesia: Rupiah Kena Hantam
Resesi di AS nggak akan cuma berhenti di sana. Dampaknya bakal menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia:
Rupiah Melemah Tajam
Rupiah jadi mata uang terlemah di Asia, turun 0,43% terhadap dolar AS.
Ringgit Malaysia juga ikut jeblok 0,32%, sementara Baht Thailand melemah 0,21%.
Negara-negara Asia dengan ketergantungan tinggi ke perdagangan global mulai terkena efek Trumpcession.
Investor Kabur ke Dolar AS
Indeks dolar AS naik ke 103,72, yang berarti investor lebih pilih simpan uang di dolar ketimbang aset di negara berkembang kayak Indonesia.
Kapital asing keluar dari IHSG bisa bikin bursa saham dalam negeri makin volatil.
Ekspor Indonesia Bisa Kena Dampak
Kalau AS resesi, permintaan global bisa turun.
Ekspor Indonesia ke AS, terutama tekstil, elektronik, dan komoditas, bisa kena imbas.
Kesimpulan: Siap-Siap Gejolak Ekonomi Global
Trumpcession masih jadi ancaman yang mungkin terjadi dalam beberapa bulan ke depan.
Meski Donald Trump dan pemerintahannya membantah resesi bakal terjadi, data ekonomi menunjukkan tren yang berlawanan.
Kalau AS beneran masuk ke resesi, Indonesia harus siap menghadapi dampaknya, dari rupiah yang melemah sampai ekspor yang tertekan.
Pemerintah dan Bank Indonesia perlu antisipasi lebih awal, mulai dari kebijakan moneter yang lebih fleksibel sampai insentif buat menjaga daya beli masyarakat.
Jadi, menurut lo, Trumpcession bakal kejadian atau cuma drama ekonomi?
Posting Komentar